MELBOURNE, - Kedatangan petenis Rusia Maria Sharapova mengikuti turnamen Australia Terbuka tahun ini, tidak sekedar bertanding, namun juga mempromosikan gula-gula Sugarpova.
Namun menurut beberapa kalangan, gula-gula ini tidak cocok untuk para olahragawan karena kadar gula yang tinggi.
Dengan 12 rasa dan bentuk seperti hak sepatu, dompet dan bola tenis, Sugarpova ini digambarkan sebagai "merek gula-gula kelas atas yang menggambarkan kepribadian Maria Sharapova.
"Ketika saya tidak menemukan apa yang maui di pasar, saya memutuskan untuk membuat sendiri permen yang saya inginkan. Saya merupakan proyek saya sendiri dari awal sampai akhir," kata Sharapova mengenai permen yang diberi nama seperti Flirty, Sassy, Cheeky dan Splashy, dan sudah dijual di Inggris dan Amerika Serikat.
Namun dengan lima biji permen itu mengandung 21 gram gula, apakah permen ini merupakan produk yang harus didukung oleh para atlet?
Tahun lalu, penelitian yang dilakukan Universitas Sydney mengatakan bahwa mayoritas atlet Australia tidak suka dengan para bintang yang mempromosikan makanan sampah (junk food) dan alkohol.
"Maria Sharapova adalah atlet yang sangat berpengaruh, dipuja oleh anak-anak dan orang tua." kata Corrina Langelaan, manajer kampanye The Parents Jury, sebuah organisasi yang memperjuangkan iklan dan promosi makanan yang bertanggung jawab di Australia mengatakan kepada news.com.au, Minggu (13/1/2013).
"Dia memiliki peran untuk mempromosikan gaya hidup sehat, dan dengan tingkat obesitas anak-anak terus meningkat di seluruh dunia, menjual permen seperti ini adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab." tambah Langelaan.
Sebagai perbandingan, satu kaleng minuman merek V, berisi 250 ml, memiliki kandungan gula 26 gram, sedangkan enam potong coklat Cadbury memiliki kadar gula 14.1 gram.
Menurut psikolog anak, Dr Justin Coulson, tindakan Sharapova ini tidak bertanggung jawab. Bintang olahraga sangat mempengaruhi perilaku konsumen, termasuk anak-anak.
Jadi mempromosikan permen seperti ini tidaklah tepat. Mestinya dia bisa menjual sesuatu yang berguna bagi masyarakat banyak .
Menurut laporan koresponden Kompas di Australia L. Sastra Wijaya, dalam bantahannya, Jeff Rubin, orang di belakang merek Sugarpova ini mengatakan membuat produk yang sehat merupakan hal yang membosankan.
"Bagi saya, seseorang yang sudah berkecimpung selama 20 tahun di dunia industri permen, kita melihat atlet berbeda di setiap pameran, menjual versi organik dari suatu produk, atau versi sehat atau versi natural dari sesuatu, padahal sebenarnya keinginan mereka adalah mencoba sesuatu yang manis." kata Rubin kepada majalah The Candy Industry.
"Saya selalu suka dengan hal yang manis-manis. Saya tidak melebih-lebihkan hal tersebut," kata Sharapova di situs Sugarpova.
"Ketika kecil waktu di Rusia, saya selalu meminta lolipop setelah latihan tenis. Saya selalu memimpikan hal tersebut. Dan sekarang bertahun-tahun kemudian, saya berharap ini adalah penghibur setelah latihan." tambah Sharapova.
Namun menurut Corrina Langelaan, disinilah letak bahayanya. Anak-anak bisa membayangkan bahwa permen merupakan bagian dari kegiatan olahraga. Kegiatan olahraga harus berarti cara hidup sehat. Dengan memasarkan permen dan mengaitkan dengan mengkonsumsinya setelah berolahraga, Maria Sharapova membantu menciptakan hubungan antara olahraga dan junk food di pikiran anak-anak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar