Permainan Game Online di warung internet (warnet) sekarang begitu
digandrungi, baik anak-anak, remaja hingga dewasa, bahkan mereka bisa
tahan bermain hingga 5 jam. Tak ayal, sejumlah orang tua yang anaknya
masih duduk di bangku sekolah merasa gerah, risau dan gelisah melihat
hal tersebut.
Seperti Siti Solihah (35), ibu rumah tangga di Kelurahan Karangmekar
RT06/08, mengeluh karena anaknya yang masih duduk dibangku kelas III SD
jarang belajar bahkan susah berangkat ke sekolah jika tengah masih
main game.
“Anak saya jika pulang sekolah langsung pergi ke warnet bersama
teman-temannya, bahkan sampai lupa makan. Saya sering menghukumnya
dengan dijewer, tapi tetap main game lagi dan tidak kapok,” ujar Siti,
Selasa (21/6).
Hal serupa dialami oleh Jubaedah (45), wanita yang tinggal di Gg. Asem
Kel. Karangmekar Kec. Cimahi Tengah. Ia mengeluh karena anaknya absen
selama 3 hari dari sekolah, karena ‘nyangkut’ di warnet.
“Anak saya itu dari rumah sih berangkat sekolah, lengkap dengan seragam,
tas, buku serta uang jajan. Saya merasa syok ketika saya medapat surat
panggilan dari Kepala Sekolah, karena dia tidak sekolah selama 3 hari
tanpa alasan,” aku Jubaedah.
Jubaedah mengungkapkan, setelah itu ia langsung menegur anaknya dan
menghukum dengan tidak memberikan uang jajan dan membekali makanan dari
rumah saja. Ia mendapat laporan dari teman anaknya, bahwa selama tidak
sekolah anaknya bermain di warnet hingga 5 jam.
Menurut Yoga (22), penjaga warnet Yopaz di Gg. Asem Kel. Karangmekar,
dirinya tidak mengetahui hal tersebut, padahal di warnetnya sudah
ditulis “bagi anak sekolah dilarang main pada jam sekolah”.
“Saya tidak tahu hal tersebut, karena sudah diingatkan bagi anak sekolah
dilarang maen game pada waktu sekolah. Tetapi kebanyakan mereka
beralasan, belum masuk sekolah, sudah pulang hingga ada yang mengatakan
libur karena guru rapat,” kilah Yoga.
Namun, Yoga membenarkan bahwa anak-anak sekolah banyak yang bermain game
di warnetnya dan kebanyakan dari mereka bermain secara dipaketkan
hinga paket 5 jam.
“Di warnet saya main selama 1 jam Rp 3000, sedangkan jika dipaketkan,
misalnya paket 5 jam akan mendapatkan diskon, hanya cukup dengan uang
10.000 bisa bermain selama 5 jam,” jelasnya.
Berdasarkan pantauan, saat meninjau lokasi mayoritas mereka yang
bermain game anak-anak berusia 8-12 tahun, atau masih duduk di bangku
SD. Bahkan, ada diantara mereka yang sembunyi-sembunyi merokok dan
meminum kopi, dengan mengenakan baju putih dan celana merah (seragam
SD).
Menurut pakar pendidikan Prof.Dr. Afif Muhammad, MA, saat dikonfirmasi
menjelaskan bahwa bangsa kita serba tidak siap dalam menghadapi zaman,
termasuk zaman teknologi modern saat ini.
“Bangsa kita tidak siap menerima kemajuan teknologi yang begitu pesat.
Seharusnya orang tua yang mengajarkan anak-anaknya bagaimana menggunakan
internet dan dunia maya. Karena jika tidak diajarkan dengan baik maka
akan terjadi hal seperti tadi, bahkan mungkin bisa lebih fatal. Sebab,
di dunia maya situs-situs apapun masih bisa dibuka tanpa ada
pembatasan. Termasuk situs porno yang sangat berbahaya bagi anak-anak,”
tutur Afif.
Afif tidak melarang penggunaan internet, tetapi alangkah baiknya jika
digunakan untuk bahan pelajaran. Seperti membuka Google, tinggal klik
dan enter pelajaran matematika, maka semua pelajaran matematika akan ada
muncul dalam berbagai versi.
“Apapun bisa di klik di Go0gle, bahkan belajar di situ selama 3 jam,
sama dengan 5 bulan belajar di sekolah. Teknologi semakin canggih, untuk
itu diharapkan kepada para orang tua siswa agar mengajari anaknya
menggunakan internet dengan baik dan selalu dibimbing serta
diperhatikan,” pungkasnya.