Senin, 21 Januari 2013

KOMUNITAS BLUES DI SEMARANG


Do you know what blues is? Menurut Wikipedia Blues adalah nama yang diberikan untuk kedua bentuk musik dan genre musik yang diciptakan terutama dalam Afrika-Amerika masyarakat di Deep South Amerika Serikat pada akhir abad ke-19 dari spirituil , lagu kerja , hollers lapangan , teriakan, dan narasi sederhana berirama balada.
Genre blues didasarkan pada bentuk blues tetapi memiliki karakteristik lain seperti lirik tertentu, garis bass dan instrumen. Well, itu sedikit perkenalan singkat tentang Blues. Ingat, blues musik lho ya, bukan baju blues. hehehe.
Ada beberapa komunitas Blues di Indonesia, di Jakarta, Bandung, Jogja dan Semarang juga ada lho… Sudah kenal belum nih? Kalo belum yuk kita kenalan sama Semarang Blues Community. Penasaran kan? Cekidot, simak hasil wawancara dengan salah satu the bluesnya Semarang Blues Community, yaitu mas Ronald.
Ternyata Semarang Blues Community sudah ada sejak lama. Begitulah menurut penuturan mas Ronald. Dan pada tanggal 14 Juli 2010 komunitas ini mengalami renkarnasi. Bulan juli tahun ini Semarang Blues Community berusia dua tahun. Berbicara reinkarnasi. Reinkarnasi seperti apa sih yang terjadi di Semarang Blues Community ini? Yang pertama, jelas mereka mempresentasikan blues. Karena komunitas musik ini bergenre Blues. Bukan blues clues lho ya… hehehe.
Lanjut ke renkarnasi Semarang Blues Community. Setelah mempresentasikan blues, selanjutnya karena blue merupakan akar musik, dan mereka mewadahi musisi, penikmat musik dan orang-orang yang interest dengan musik blues yang berada di kota semarang dan sekitarnya.
Semarang Blues Community punya event reguler dua kali seminggu setiap jum’at dan sabtu. Jum’at di hotel Dafam pukul 20.00-23.00 dan sabtu di Cafe Ufo pada jam yang sama. Jadi mereka perform saat Jaming Session, saatnya unjuk gigi. Katakanlah demikian. Untuk jumlah member, menurut data statistik facebook Semarang Blues Community sudah mencapai 500 orang. Dan ada 50 orang yang masuk kategori aktif

KOMUNITAS MOBIL SALATIGA


Anak-anak muda kota Semarang pastinya tidak tertingal dalam hal berkreatifitas dengan anak muda kota-kota besar lainnya,seperti halnya kota Jakarta, Bandung, Surabaya dan kota-kota besar lainnya.Dengan kreatifitasnya mereka membentuk suatu komunitas baru untuk para pecinta mobil dikota mereka, hanya saja komunitas ini memang dikhususkan bagi para penggemar mobil yang tahun produksinya sebelum tahun 1986 keatas, yang kemudian komunitas ini mereka namakan RETROCAR SEMARANG.
Meminjam kalimat mereka melalui facebook-nya:
“(Berawal dari bertemu di dunia maya dilanjutkan dengan kopi darat di Jl. Pahlawan.
Bertujuan untuk saling mengenal para pengguna mobil retro siapa saja, apapun mereknya tanpa dibatasi tetek bengek aturan2 mengikat. Selama tidak mengandung SARA, kekerasan dan saling menyakiti hati… (hayah)
siapa tau kalo ada masalah mogok di jalan bisa saling tolong menolong… he he he)”

Memang benar adanya bahwa komunitas yang mereka bentuk ini memang berawal dari pertemanan melalui situs jejaring sosial facebook.Komunitas yang sudah berjalan selama kurang lebih 3 tahun ini bahkan sudah mampu menjaring anggota komunitasnya dari berbagai kalangan yang jumlah totalnya hampir mendekati 1ooo orang anggota.Banyak sekali kegiatan-kegiatan positif mereka yang pastinya tidak hanya nongkrong-nongkrong saja dan jika ternyata memang ingin mengenal lebih jauh tentang mereka dan ingin berbagi informasi mengenai bengkel-bengkel rujukan untuk mobil-mobil tersebut, merekapun akan sangat senang membantu untuk saling berbagi.
Untuk menemui komunitas ini tidaklah sulit, cobalah anda sesekali jalan-jalan sore dihari minggu diseputar Jl.Pahlawan kota Semarang, atau pada hari kamis malam di Jl. Pemuda kota Semarang, tepatnya didepan DP mall, maka anda pasti akan bertemu dengan komunitas yang unik ini.

BASECAMP KOMUNITAS

Komunitas Camfroger Semarang foto bareng di 'Oemah Kondang'./ Foto: Novri TNOLKomunitas Camfroger Semarang foto bareng di 'Oemah Kondang'./ Foto: Novri TNOLBagi setiap komunitas, yang namanya basecamp (tempat berkumpul) tentu menjadi hal yang sangat penting. Karena, disanalah setiap anggota komunitas bisa saling tatap muka, berkumpul dan bersilaturahmi secara langsung. Makanya, tak heran basecamp bagi sebagian anggota komunitas menjadi 'rumah kedua' bagi mereka.
Nah, ngomong-ngomong tentang basecamp, ada satu basecamp yang unik yaitu 'Oemah Kondang', yaitu tempat ngumpulnya para anggota Komunitas Camfroger Semarang (KCS).
Oemah Kondang sendiri sebenarnya merupakan sebuah cafe yang dimiliki oleh tiga orang pemilik, salah satunya adalah Kenteks, ia merupakan anggota Komunitas Camfroger Semarang.
Cafe 'Oemah Kondang', nyaman buat hangout./ Foto: Novri TNOLCafe 'Oemah Kondang', nyaman buat hangout./ Foto: Novri TNOLKenteks 'merelakan' cafenya ditempati para camfroger untuk bisa kumpul bareng dan saling sharing. "Saya memang sengaja menjadikan cafe ini sebagai tempat basecamp, supaya KCS bisa memiliki tempat untuk berkumpul yang nyaman dan asyik," ujar Kenteks.

TAHU PONG SEMARANG

ES CONG LIK DAN TAHU PONG
Saking banyaknya menu makanan yang ada di tempat ini, akhirnya saya bertanya, menu apakah yang paling khas? Beberapa pengunjung langsung menyarankan saya untuk mencoba es cong lik, yaitu es yang sangat melegenda di Semarang. Es ini sudah ada sejak tahun 1944. Proses pembuatan es putar ini cukup unik, adonan santan kelapa dimasukkan ke tabung yang terbuat dari logam dan kemudian direndam di dalam ember yang diisi penuh pecahan es batu dan garam.Kemudian tabung diputar-putar hingga santan tadi membeku menjadi es yang rasanya sangat gurih.
Es cong lik ini disajikan dalam mangkuk kecil pilihan aneka rasa seperti, durian, kelapa muda, kopyor, cokelat, leci, sirsak, sawo, alpukat, kacang hijau dan masih banyak lagi.  Topingnya pun bermacam-macam, kita bisa minta serutan kelapa muda, roti tawar, jeli maupun pacar cina merah. Yang istimewa dari es puter ini, selain sangat terasa buahnya, aromanya pun sangat wangi dan butiran esnya lembut membelai lidah. Harganya pun cukup murah, untuk satu mangkuk hanya membayar Rp 8000.

Nama es krim cong lik konon berawal lantaran si pembuat es ini sudah berjualan es puter ini sejak belia pada zaman penjajahan Belanda. Saat itu ia berjualan es krim dengan menggunakan gerobak dorong sehingga muncullah sebutan dari pembelinya yaitu “cong lik” dalam bahasa Jawa berarti “kacung cilik”. Es ini terkenal karena tidak memakai bahan pengawet dan pewarna buatan. Tak heran bila es putar ini hanya bertahan dalam waktu dua jam. Itu pula sebabnya banyak pengunjung yang memilih untuk menikmati es ini di tempat.

Pilihan lainnya adalah tahu pong. Makanan ini merupakan makanan hasil akulturasi budaya Cina dan Jawa. Kuliner dengan bahan dasar utama tahu goreng ini mulai dikenal di Semarang sejak tahun 1930-an. Nama tahu pong berasal dari kata ‘’kopong’’ atau kosong. Tahu yang digunakan untuk membuat hidangan tahu pong memang merupakan tahu yang kosong alias tidak ada isinya. Namun ada juga pendapat yang mengatakan bahwa nama pong berasal dari kata ‘phong’ yang dalam bahasa Hokkian Selatan, salah satu bahasa Cina yang artinyai “mengembung”.

Penyajiannya pun sangat menggugah selera. Setelah tahu digoreng lalu disiram dengan sambal petis dan acar lobak. Anda yang suka pedas bisa menambahkan cabai yang telah diulek ke dalam petis yang telah dicairkan. Kemudian makanlah tahu bersama dengan sambal tersebut, sensasi gurih, asin, dan manis segera terasa di mulut. Jangan lupa tambahkan acar lobak yang asam dan segar sebagai penyeimbang rasa. Untuk bisa menikmati satu porsi tahu pong Anda harus merogoh kocek Rp10.000 sampai Rp20.000.

Makanan lainnya yang tak kalah menarik adalah nasi ayam bercita rasa asin. Menu ini biasanya disandingkan dengan telur bacem, sambal goreng jipan, tahu bacem, dan kuah santan bumbu opor. Nasi ayam ini disajikan dengan daun pisang yang dibentuk seperti pincuk (lilitan). Sendoknya pun hanya berupa daun pisang yang dilipat sebagai pengganti sendok logam dan sendok plastik.

Pilihan lain untuk makanan ringan bisa mencoba serabi. Tapi tunggu dulu. serabi di sini lain dari yang lainnya. Namanya serabi kuah khas Kalicari. Serabi ini bentuknya lebih kecil dari biasanya, kira-kira sebesar tutup gelas. Penyajiannya disandingkan dengan bubur sumsum, candil, dan klepon. Setelah itu disiram dengan kuah santan dan kinca (karamel gula merah). Anda juga bisa menikmati serabi saja tanpa campuran menu pendamping tadi. Harganya cukup murah, satu porsi Rp5.000.

Selain serabi, makanan ringan di sini yang patut Anda coba adalah pisang planet. Makanan ini sudah ada sejak tahun 1960. “Plenet” berasal dari bahasa Semarang yang artinya menekan atau memipihkan. Jajanan ini dulu dijual di gerobak-gerobak dorong yang mangkal di sepangjang jalan Gajah Mada pada sore hari. Cara penyajiannya cukup unik. Pertama-tama pisan dibakar di atas arang dengan bara api kecil.
Setelah pisang layu, sedikit gosong dan berwarna kehitaman barulah diangkat dan ditaruh di atas wadah. Kemudian ditekan-tekan dengan papan kecil hingga nyaris pipih.Setelah pisang pipih barulah si penjual mengolesi seluruh permukaannya dengan margarin. Untuk isi, ditawarkan tiga pilihan yaitu cokelat meses, gula bubuk, atau selai nenas buatan. Setelah dioles barulah ditangkup dengan sepotong pisang pipih sehingga mirip setangkup roti tawar. Rasanya enak sekali!

KENTANG GORENG


Sentra Usaha
  
alt
Selain bandeng presto yang terkenal dari Semarang, di kota ini pun terdapat wisata kuliner pecinan yang tak kalah enak.
Bagi Anda pecinta masakan Cina, kota Semarang bisa menjadi pilihan wisata menarik yang patut dikunjungi. Di sini terdapat tempat wisata bernama Kopi Semawis yang kepanjangan dari Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata. Lokasi yang buka dari pukul 16.00 sampai dengan pukul 24.00 ini menyediakan berbagai macam makanan khas Cina.
Kopi Semawis berlokasi tak jauh dari Johar Plasa atau Plasa Semarang di Jl. KH. Agus Salim. Dari pusat kota, Simpanglima, tak sampai sepuluh menit perjalanan sudah sampai di lokasi ini. Begitu pula dengan saya, saya memilih untuk berjalan kaki ke tempat ini sambil menikmati suasana sore kota Semarang. Sesampai di Kopi Semawis, saya memilih berburu kuliner di Warung Semawis yang terletak di ujung jalan.
Warung Semawis merupakan lokasi kuliner Cina. Suasana hangat dan kekeluargaan begitu terasa tat kala memasuki tempat makan ini. Penataan lokasi di sini cukup nyaman, karena stan-stan berjejer rapi di sebelah kiri. Sedangkan sebelah kanan terdapat arena tempat duduk yang cukup representatif untuk makan dan nongkrong.
Tak hanya itu, berbagai minuman dan makanan ringan juga bisa dijumpai di sini seperti, wedang ronde, wedang kacang tanah, wedang tahu, aneka teh dengan berbagai merek tempo dulu. Panganan lain seperti serabi kuah, kue pukis aneka rasa (cokelat, keju, kismis, pandan) semuanya menggoda saya untuk menikmati. Mengenai harga Anda tak perlu khawatir, pas dengan kantong, kok. Sekitar Rp2.500 sampai Rp25.000. Walaupun mayoritas makanan di tempat ini adalah masakan Cina, akan tetapi semua disajikan secara halal. Para pedagang menaruh label “halal” di setiap stan.

PHOTOGRAPHY SEMARANG

semarang-komunitas-female-photography
beberapa anggota SeFeP
Dunia photography rata rata dipenuhi oleh kaum adam dan terkesan macho, tapi tidak bagi komunitas photography ini, berawal dari seringnya bertemu diacara lomba photo yang kerap diselenggarakan di kota Semarang, akhirnya pada tanggal 8 Mei 2011 mereka memutuskan untuk membentuk SeFeP (Semarang Female Photography). Beranggotakan 50 orang anggota baik dari  ibu rumah tangga, wanita karier, mahasiswi, model, dan juga photographer komersil tergabung dalam komunitas yang unik ini dengan mengusung cita cita memajukan photographer perempuan untuk lebih berprestasi.
SeFeP masih mengusung sisi feminim seorang wanita, bisa terlihat dari tempat mereka kongkow bersama, dari mall sampai cafe menjadi alternatif utama mereka untuk sharing ilmu, info dan membahas agenda hunting rutin mereka 1 bulan sekali sambil ngrumpi dan juga shopping. seperti halnya untuk tangal 15 Juli  2012 mereka sedang merencanakan lomba photo bertemakan ” Saatnya Perempuan Setara”  terlihat dari temanya maka peserta lomba maupun objek photo juga harus wanita, “unik ya!” kata salah satu anggota SeFeP. Tak hanya itu, tanggal 23 Juni 2012 mereka mengadakan gathering tentang fashion photography bersama Yohanes Mangitung.

SUARA MERDEKA NGABUBURIT


05 Agustus 2012
Ngabuburit Bersama Komunitas Unik
 0
 
 0
Sore hari sembari menunggu waktu berbuka puasa, banyak orang memanfaatkannya dengan bepergian ke luar rumah. Entah sekadar jalan-jalan atau berburu kebutuhan buka puasa.
Sedangkan bagi anak muda, waktu ngabuburit acap dimanfaatkan untuk kongkow bersama teman-teman. Ngabuburit bukan hanya sekadar tren, namun bisa disebut ritual yang identik dengan bulan Ramadan.
Bagi Anda yang malas bepergian keluar rumah, waktu ngabuburit bisa dimanfaatkan untuk menonton televisi. Namun, ketimbang menyaksikan sinetron yang menguras emosi, lebih baik menyaksikan program spesial Ramadan dari Tvku Semarang. Program ini bernama Ngabuburit On Air, sebuah program infotainment yang tayang setiap sore pukul 16.45 selama bulan Ramadan.
Ini merupakan kali kedua Ngabuburit On Air mengudara menemani waktu ngabuburit pemirsa setia Tvku. Tahun lalu, gagasan menggarap program khusus ngabuburit dicetuskan segenap kru produksi Tvku. Respons masyarakat yang bagus pada program ini pula yang menyebabkan pada Ramadan kali ini, Ngabuburit On Air tetap eksis menyapa pemirsa.
Dengan segmentasi pemirsa kalangan remaja dan umum, Ngabuburit On Air menyajikan liputan-liputan tentang komunitas, venue, serta kuliner khas Semarang. Program ini berdurasi 30 menit, yang dibagi menjadi empat segmen tayangan. Sebagaimana diungkapkan Lucia Mira Celia (21), produser Ngabuburit On Air, program ini hadir untuk menjawab kebutuhan informasi hiburan masyarakat Semarang dan sekitarnya.
”Banyak komunitas, venue dan kuliner di Semarang yang unik dan belum banyak diketahui masyarakat. Kegiatan yang kami liput pun tak masih disortir, hanya yang menarik dan punya misi bagus untuk pemirsa yang bisa ditayangkan,”ungkap alumnus Udinus Semarang itu.
Komunitas Unik
Ya, ada beberapa kategori komunitas yang bisa diliput untuk tayang di Ngabuburit On Air. Yang pertama, komunitas itu harus unik dan menarik untuk dikulik informasinya. Yang kedua, dipriotaskan komunitas yang belum banyak jenisnya di Semarang. Yang ketiga, komunitas yang belum banyak diketahui warga.
”Kegiatan komunitas yang diliput tim Ngabuburit On Air selalu punya pesan positif ke pemirsa Tvku. Misalnya program buka bersama anak yatim, berbagi takjil, atau event amal. Kami sekaligus ingin memberi teladan yang baik ke pemirsa.”
Seperti yang tampak pada episode Ngabuburit On Air beberapa waktu lalu. Episode itu menayangkan kegiatan komunitas Sefef (Semarang Female Fotofrafer) dan komunitas Semoc (Semarang Mercedes Benz Owner's Community) yang menggelar hunting foto model berhijab. Acara itu menyuarakan misi berhijab trendi nan cantik yang apik dibidik lensa kamera para fotografer.
Pihak Tvku berharap, acara-acara komunitas yang positif selama bulan Ramadan bisa diliput sebagai contoh yang baik untuk pemirsa. Ada pula episode liputan tentang komunitas inline skate Semarang yang beraksi di Simpang Lima Semarang tiap sore hingga malam hari.
”Sedangkan untuk venue yang bisa diangkat menjadi tema program ini ya yang paling ramai di Semarang. Misalnya Simpang Lima, Taman KB, jalan Pahlawan dan masih banyak lagi,” imbuh Mira.
Diakui perempuan berambut panjang ini, setiap stasiun televisi berlomba menyajikan tayangan spesial ngabuburit yang menarik. Sebab, waktu ngabuburit merupakan waktu prime time selama bulan puasa. Tidak mudah menyajikan tayangan yang bisa merebut hati pemirsa setia Tvku. Oleh karena itu, kreativitas dibutuhkan segenap kru tayangan spesial Ramadan

KOMUNITAS 80an

Komunitas 80-an Jogja

SEBAGIAN orang, tentu masih ingat bagaimana dulu begitu ngetopnya acara Aneka Ria Safari, Album Minggu Ini, Ria Jenaka, Film Chips, The A Team, Gemar Menggambar bersama Pak Tino Sidin, acara Cerdas Cermat, acara Klompencapir, Senam Kesegaran Jasmani (SKJ), permen Chocorico, Catatan Si Boy, Lupus, serial Aku Cinta Indonesia, serial Losmen, grup vokal Duran Duran, New Kids on the Block, lagu Suzanna, lagu Madu dan Racun, breakdance, sepatu Warriors dan sebagainya. Mereka yang ingat pastilah mereka yang mengalami masa remaja di era 80-an.
    Lantas di manakah mereka sekarang? Sudahkah mereka berubah menjadi uzur dan tak lagi menikmati gemerlapnya lampu disko atau melengkingnya suara vokalis dengan kostum penuh rantai?
    Jawabnya tentu tidak. Mereka masih ada. Bahkan mereka membentuk komunitas yang di Jogja mereka namakan Komunitas 80-an Jogja.
    Komunitas itu dibentuk atas dasar pemikiran munculnya sinergi yang ditimbulkan oleh berkumpulnya orang-orang yang secara umum sudah mapan secara kedudukan maupun perekonomian. Logikanya, orang-orang yang pernah menikmati masa remaja di era 80-an, saat ini kedudukan mereka tentu sudah establish. Dengan semakin banyaknya anggota komunitas, mereka punya kemampuan untuk berbuat nyata dan bermanfaat seperti donor darah, penggalangan dana bagi kemanusiaan dan sebagainya.
    Siapa pun boleh bergabung dengan Komunitas 80-an ini. Tidak ada batasan usia. Hanya saja, jika terlalu muda dan tidak pernah mengalami era 80-an, sangat besar kemungkinan tidak nyambung dengan bahan obrolan dan pembicaraananggota komunitas lainnya yang relatih lebih tua.
    Untuk bergabung dengan komunitas ini juga tidak diperlukan syarat-syarat khusus. Tidak perlu memiliki barang atau memorabilia tertentu, semacam mobil atau motor. Sebab yang mengikat adalah sekadar nostalgia masa lalu era 80-an.
    Ide pembentukan ini sendiri sebenarnya sudah lama. Sudah sejak 2005 para founding father di Jakarta secara brilian telah menggagas & mewujudkannya. Dimulai dari peluncuran website http://lapanpuluhan.blogspot.com, kemudian disusul milisnya pada Januari 2006, yang terbukti sukses di kemudian hari.
    Dalam perkembangannya anggota komunitas 80-an di Jogja merasakan perlunya membentuk komunitas tersendiri, karena mereka mengalamai kesulitan untuk berkomunikasi secara intens dan nyambung dengan rekan-rekan 80-an dari Jogja yang notabene secara geografis dekat. Mereka yang ada di Jogja merasakan pentingnya untuk bersosialisasi secara nyata, bukan hanya lewat website dan milis saja.
    Oleh karena itulah, atas seijin founder komunitas 80-an Jakarta akhirnya diputuskan membangun Komunitas 80-an Jogja, dengan maksud agar lebih mempermudah silaturahmi.
    Misi atau tagline dari komunitas 80-an Jogja adalah Silaturahmi Menyambung Rejeki. Komunitas ini adalah komunitas non partisan yang tidak berafiliasi terhadap suatu aliran apa pun, bersifat universal dan terbuka untuk umum, di mana kebersamaan terbangun diawali oleh kenangan 80-an yang pernah dialami bersama-sama. Dalam perjalanannya nanti Komunitas 80-an Jogja diharapkan dapat mempunyai peran atau kontribusi yang signifikan bagi masyarakat khususnya di Jogja.

KOMUNITAS BIS MANIA

BisMania Community (BMC)
KISAH tentang komunitas yang satu ini memang berawal dari sebuah blog. Itu pun bukan blog yang berkaitan langsung dengan aktivitas yang mereka lakukan sekarang. Blog itu adalah sbuah blog pribadi. Di blog yang beralamat www.anjarpriandoyo.wordpress.com. itulah penulis menceritakan tentang komplain dalam perjalanannya menggunakan bus. Thread tersebut ternyata mengundang banyak pengunjung, menciptakan sebuah suasana diskusi mulai dari kualitas karoseri bus, pelayanan suatu perusahaan otobus bahkan sampai bedah mesin. Di antara banyaknya orang yang berkomentar dan berdiskusi di thread itu, ada seorang bernama Gentur yang melihat bahwa ternyata yang memiliki kecintaan dan rasa tertarik terhadap bus tidaklah sedikit. Gentur lantas berfikir kenapa tidak diorganisasikan saja rekan-rekan tersebut dalam satu wadah -- dalam hal ini komunitas -- sehingga bisa memaksimalkan ide, gagasan atau hobi tersebut dalam tempat tersendiri, tidak selalu nebeng dalam blog pribadi mengingat peminat obrolan tentang bus semakin banyak

BALAPAN BAJAJ YANG UNIK

13406683941495799959
Sebuah bajaj sedang melintas diiringi sorak sorai beberapa warga yang menonton
Ketika menyaksikan acara nonton bareng (Nonbar) di sebuah restoran cepat saji di kawasan Santa, Jakarta Selatan. Tiba-tiba saja saya dan beberapa kawan yang sedang asyik menonton siaran langsung pertandingan Inggris vs Italia, dikejutkan dengan keramaian di persimpangan jalan Gunawarman dan jalan Wolter Mongonsidi.
Saat itu, ada teriak-teriak dari beberapa warga tepat di pinggir jalan yang menghubungkan kawasan Blok M dengan Mampang. Sontak saja, kami yang berada dalam restoran cepat saji tersebut langsung keluar untuk melihat keadaan yang terjadi.
Sebab, kami sangat khawatir bila keramaian tersebut berasal dari tawuran warga atau bentrokan lainnya. Namun, setelah melihat lebih jelas dengan mendatangi langsung, ternyata keramaian itu datang dari sekelompok massa yang sedang bertepuk tangan mendukung balapan bajaj yang sedang melintas. Tampak di sepanjang jalan berderet beberapa bajaj dengan tampilan mencolok yang dipenuhi modifikasi dan pernak-pernik seperti lampu hias.
Meski sebelumnya sudah pernah melihat aksi balapan liar antar bajaj yang kerap berlangsung setiap malam minggu di kawasan Daan Mogot dan Kemayoran, namun aksi balapan bajaj yang terjadi pada Senin dinihari itu sempat mengagetkan kami semua. Karena, awalnya sama sekali tidak menyangka di jalan yang ruasnya kecil itu, bisa terjadi unjuk kebolehan dari bajaj yang telah di rombak habis oleh pemiliknya.
Kendati begitu, balapan bajaj ini tentu berbeda dengan balapan motor liar yang banyak terjadi di beberapa kawasan Jakarta. Sebab, balapan motor lebih mengedepankan kecepatan dari sepeda motor yang tentu sangat berbahaya bagi pengguna jalan raya.
Sedangkan balapan bajaj, seperti yang saya lihat sendiri, lebih mengedepankan aksi-aksi sensasional dari pengemudinya. Seperti berjalan hingga kemiringan tertentu ala kendaraan sirkus dan juga seluruh bodi dipenuhi aksesoris serta lampu yang menyilaukan mata. Hanya saja, karena gambar yang saya ambil melalui kamera ponsel tidak mempunyai modus flash, dan hanya tersedia modus malam, alhasil banyak gambar yang ngeblur.
Berdasarkan jawaban dari beberapa warga yang sempat saya tanyai, mereka mengatakan bahwa balapan liar antar bajaj tersebut, tidak sering terjadi setiap hari. Melainkan ketika ada event tertentu atau memperingati suatu kegiatan penting dari komunitas tertentu. “Kalo disini bisa sebulan sekali ato dua mingguan sekali, ga tentu juga Mas. Tergantung ada joki atawa acara tertentu,” ucap seorang pemuda yang sempat saya tanya. Pemuda yang kemungkinan warga setempat itu asyik memotret beberapa gambar melalui kamera saku, dan sibuk meneriakkan bajaj jagoannya.
Sebenarnya balapan bajaj di Indonesia tepatnya kota Jakarta bukanlah barang baru, karena sejak tahun 1970an di daerah Tugu Pancoran, dahulunya sering terjadi. Saat itu, Jakarta masih belum begitu seramai sekarang, dan bajaj merupakan alternatif angkutan umum yang murah meriah, karena banyak didatangkan dari India negara asalnya, dan dirombak lagi sesampainya di Indonesia.
Beberapa tahun yang lalu, saat masih hobi keluar malam untuk mencari angin, saya kerap menemukan trek-trekan bajaj di sepanjang jalan Daan Mogot, Bendungan Hilir dan Kemayoran. Tetapi yang mengemudikannya bukanlah sopir bajaj asli, melainkan seorang joki yang biasanya merangkap sebagai mekanik di suatu bengkel bajaj untuk memodifikasi kendaraan roda tiga tersebut menjadi lebih menarik.
Selain untuk hiburan semata melalui gaya akrobat seperti yang dilakukan balapan tuk-tuk di sepanjang jalan utama di Bangkok, Thailand. Ternyata balapan bajaj ini menyangkut gengsi dari komunitas atau pemilik bajaj tersebut untuk menaikkan pamor di kalangannya. Dan dilakukan khusus waktu malam, karena saat siang harinya, sekeren dan sebagus apapun tampilan bajaj tersebut, tetap saja hanya angkutan umum biasa.

CLUB TAROT JAKARTA

Foto : Eye Management
​Ghiboo.com - Tarot adalah sekelompok kartu berjumlah 78 lembar yang umumnya digunakan untuk kepentingan spiritual atau ramalan nasib. 22 kartu disebut Arcana Mayor dan 56 kartu disebut Arcana Minor

Set Tarot yang paling populer adalah Tarot Rider-Waite-Smith yang diciptakan oleh A.E Waite dan ilustrator Pamela Colman Smith. Dokumen sejarah mengindikasikan bahwa Tarot berasal dari Italia. Sampai saat ini, permainan kartu Tarocchi (Tarot) masih sangat populer di Eropa.

Kepopuleran Tarot juga telah merambah ke Tanah Air, ini terbukti dengan kian menjamurnya para klien, Tarot Reader, juga komunitas-komunitas Tarot. Klub Tarot Jakarta adalah satu dari beberapa komunitas yang eksis menyelami dunia Tarot.

Komunitas ini dibentuk pada tanggal 6 Maret 2011 melalui kesepakatan bersama beberapa Tarot Reader yang berkumpul di Pasar Festival Kuningan, Jakarta. 

Klub Tarot Jakarta di bentuk sebagai wadah komunikasi untuk para Tarot Reader yang ada di Jakarta dan sekitarnya. Juga sebagai sarana belajar bagi mereka yang baru mengenal ataupun tertarik pada kartu Tarot.

Agenda rutin yang diadakan sebulan sekali untuk saling bersilaturahmi dan bertukar informasi akhirnya berkembang menjadi sebuah buku "Tarot For Beginner" yang di tulis oleh 7 orang anggota Klub Tarot Jakarta.

Anggota Klub Tarot Jakarta terdiri dari berbagai macam background, mulai dari Mahasiswa/i, Ibu Rumah Tangga, Penyiar Radio, Karyawan Swasta hingga yang berprofesi Ful Time Tarot Reader.

Beberapa pelatihan kecil atau mini workshop sering diadakan untuk teman-teman yang baru mulai belajar. Keanggotaan di Klub Tarot Jakarta tidak mengikat, siapapun berhak untuk ikut berkumpul dan berbagi.

Klub Tarot Jakarta pun tidak hanya melulu soal Tarot. Beberapa diantaranya juga mempelajari Numerology, Palmistry, Graphology, Hypnotheraphy, dan lainnya. 

Tarot di Klub Tarot Jakarta adalah bentuk pendekatan Psikologis manusia untuk mencari Solusi, memberi Motivasi ataupun sebagai sarana Curhat dari klien ke Tarot Reader sehingga jauh dari kesan mistik dan lainnya.

Klub Tarot Jakarta yang bekerja sama dengan Eye Management pun sering membuka booth Tarot di beberapa Mall dengan konsep terbuka agar masyarakat tidak melihat Tarot sebagai sesuatu yang menakutkan.

WISMA MULIA



Wisma Mulia
http://hermawayne.blogspot.com
Wisma Mulia memiliki tinggi 195,1 meter. Gedung ini memiliki 54 lantai dan selesai dibangun tahun 2003. Lokasinya terletak di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Wisma Mulia digunakan sebagai gedung perkantoran.

Kempinski Residences

Kempinski Residences
http://hermawayne.blogspot.com
Pembangunan apartemen yang menjadi satu dengan bekas Hotel Indonesia ini, selesai pada tahun 2009. Gedung ini dibangun dengan ketinggian 217 meter dengan jumlah 57 lantai. Bangunan ini tepat berada di jantung kota Jakarta, yakni kawasan Bundaran HI.

Kempinski Residences

Kempinski Residences
http://hermawayne.blogspot.com
Pembangunan apartemen yang menjadi satu dengan bekas Hotel Indonesia ini, selesai pada tahun 2009. Gedung ini dibangun dengan ketinggian 217 meter dengan jumlah 57 lantai. Bangunan ini tepat berada di jantung kota Jakarta, yakni kawasan Bundaran HI.

GEDUNG GRAHA ENERGI

Graha Energi
http://hermawayne.blogspot.com
Gedung ini selesai dibangun pada tahun 2008 dan memiliki 55 lantai. Lokasinya berada di kawasan Sudirman, Jakarta. Bangunan tinggi ini dipakai sebagai perkantoran dan restoran. Graha Energi memiliki tinggi 217 meter, dibangun oleh PT Api Metra Graha. Sedangkan untuk desain arsitekturnya dibuat oleh Kohn Pederson Fox Association.

THE PARK JAKARTA

The Peak
http://hermawayne.blogspot.com
The Peak adalah sebuah apartemen di Jakarta yang memiliki 2 tower. Model menara kembar The Peak selintas memang mirip dengan menara kembar Petronas di Malayasia. Selain itu, The Peak memiliki 55 lantai dengan tinggi gedung 218. 5 meter. Gedung ini dibangun sejak tahun 2003 dan selesai dibangun pada Juni 2006. Bangunan ini didesain oleh DP Architects.

GAYA GEDUNG BCA

Menara BCA
http://hermawayne.blogspot.com
Menara BCA berada di kawasan Bundaran HI Jakarta. Gedung ini memiliki tinggi 230 meter dan punya 56 lantai. Menara BCA dibangun pada tahun 2004 dan selesai tahun 2007. Gedung ini ditempati sebagai pusat perkantoran, restoran, mal hingga fitness center.

GEDUNG WISMA 46


Wisma 46
http://hermawayne.blogspot.com
Wisma 46 adalah bangunan tertinggi Indonesia yang memiliki tinggi 262 meter (hingga pucuk antena). Gedung ini terletak di Jalan Sudirman, Jakarta. Menara perkantoran bertingkat 46 ini selesai tahun 1996 yang dirancang oleh Zeidler Roberts Partnership (Zeidler Partnership Architects) dan DP Architects Private Ltd.

Menara ini terletak di sebuah tanah seluas 15 hektar di pusat kota. Selain itu, gedung ini berisi 23 elevator yang dapat mencapai kecepatan 360 mpm dalam model berkecepatan super tinggi.

Wisma 46 adalah bangunan tertinggi ke-147 di dunia bila dihitung hingga puncak. Juga bangunan tertinggi kedua di belahan Bumi selatan. Bila dihitung hingga ke atap, menara ini setinggi 228 meter dan bila dihitung hingga atap terendah, tingginya hanya 200 meter.

KOMUNITAS SEPEDA UNIK

Jika Anda sering mengunjungi kawasan Senayan pada minggu pagi untuk berolahraga, mungkin kelompok orang dengan tunggangan sepeda tua tetapi bergaya masa kini sudah tidak asing lagi di mata Anda. Keberadaan mereka memang sangat menyita perhatian warga yang berolahraga di kawasan Senayan – Jakarta. Mereka menjatidirikan kelompoknya dengan nama Jakarta Street Low rider.
Awalnya, pada saat didirikan anggota komunitas ini masih terbatas pada orang-orang yang memang menekuni secara serius hobi sepeda. Namun, saat ini anggota komunitas ini juga telah merambah ke berbagai kalangan, dari kalangan anak usia SD hingga kalangan eksekutif. Perkumpulan yang mengadaptasi perkumpulan “kaum kulit hitam” di Amerika Serikat ini mulai marak di Jakarta tahun 2005 lalu. Kala itu banyak sepeda “Low Rider” tampil dalam video klip musisi-musisi dalam negeri. “Sebenarnya frame “Low Rider” sudah ada sejak lama, sekitar tahun 1970-an lah, tetapi dahulu sebutannya mini kumbang. “Low Rider” sendiri menjadi sebutan pergerakan modifikasi sepeda. Boleh dibilang pioneer-nya lah,” jelas Haris Wirawan, salah seorang koordinator Jakarta Street Low Rider.
Lalu, apa sih keunikan dari komunitas ini? Jakarta Street Low Rider menjadi unik karena, sepeda yang mereka gunakan sangat berbeda dengan sepeda lain yang biasa kita saksikan hilir-mudik di jalan-jalan. Ya, Tunggangan mereka merupakan sepeda tua yang dimodifikasi dengan berbagai gaya terkini. Seperti, menggunakan stang panjang layaknya motor-motor Harley, atau fork (garpu) yang diberi suspensi untuk membuat pengendara nyaman kala sepeda melaju di jalan. Ciri mencolok komunitas ini adalah sepeda mereka menggunakan frame Rainbow (batangan sepeda yang berbentuk melengkung seperti pelangi).
Dengan segala keunikan yang dimiliki, apakah tunggangan mereka benar-benar nyaman untuk dikendarai? Belum tentu, seperti diutarakan Haris. Sepeda-sepeda “Low Rider” lebih mengedepankan sisi artistik dari bentuk sepeda, bukan mengedepankan manfaat serta kegunaan dari satu sepeda.
“Sepeda yang kita gunakan sepeda “gaya”, ya, sekedar untuk senang-senag saja. Jadi jangan harap kalau pengendaranya akan merasa nyaman saat mengendarainya, bahkan dinegara asalnya saja (Amerika) karena uniknya sepeda sejenis, pengendaranya menjalankan sepeda yang ditunggangi bukan dengan cara mengayuh sadel sepeda, tetapi mendorongnya dengan kaki, ” papar Haris sambil mencontohkan gaya orang Amerika tersebut.